JAKARTA, KOMPAS.com —
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Armida Alisjahbana
mengungkapkan, tingginya inflasi berdampak pada angka kemiskinan yang tidak
bisa turun secara signifikan.
"Walaupun
tingkat pertumbuhan relatif tinggi, tetapi inflasi yang dirasakan oleh
masyarakat miskin juga tinggi sehingga angka kemiskinan tidak dapat turun
dengan signifikan," sebut Armida dalam acara buka puasa dengan wartawan,
di kantor Bappenas, Jakarta, Senin (13/8/2012).
Dia
menjelaskan, tingkat kemiskinan nasional mencapai 13,33 persen pada tahun 2010.
Dan, persentase itu turun menjadi 12,49 persen pada Maret 2011. Sampai dengan
September 2011, tingkat kemiskinan pun turun kembali menjadi 12,36 persen.
Armida pun menyebutkan, angka kemiskinan pada Maret lalu menurun menjadi 11,69
persen atau sekitar 29,13 juta jiwa.
"Nanti
akan ada perkembangan data terbaru pada September. Kami berharap pada 2012 bisa
memasuki rentang 10,5 persen-11,5 persen," tambah dia.
Penurunan
angka kemiskinan tersebut terjadi dengan tingkat pertumbuhan di atas 6 persen
selama tahun 2010 hingga pertengahan 2012. Sekalipun demikian, Armida
mengingatkan, inflasi yang dirasakan masyarakat miskin masih tinggi. Hal ini
bisa dilihat dari poverty
basket inflation sebesar
10,9 persen pada 2011, dan 6,52 persen, yang merupakan angka sementara, pada
2012.
Alhasil,
kata dia, penurunan angka kemiskinan tidak bisa signifikan. Persentase hanya
berkurang tipis. "Bahkan pada 2005, walaupun terjadi pertumbuhan, tapi poverty basket inflation tercatat sampai 12,87 persen
karena ada kenaikan harga BBM, berdampak pada kenaikan angka kemiskinan, dari
15,97 persen menjadi 17,75 persen pada 2006," paparnya.
Ke
depan, Pemerintah berharap angka kemiskinan terus turun. Tahun 2013, Pemerintah
pun menargetkan kemiskinan menurun menjadi 9,5-10 persen. "Disparitas
tingkat kemiskinan per wilayah juga diharapkan berkurang," lanjut dia.
Salah
satu strateginya yakni rekonsolidasi Rencana Induk Percepatan dan Perluasan
Pengurangan Kemiskinan di Indonesia (MP3KI) melalui pelaksanaan Rencana Aksi
Nasional Program Penanggulangan Kemiskinan 2012-2014. "Kita mengarahkan
program kepada peningkatan penghidupan (livelihood) untuk keluar dari
garis kemiskinan," tandas Armida
Pendapat saya tentang hal ini adalah agar angka kemiskinan
di Indonesia bisa turun secara signifikan dibutuhkan peran pemerintah agar
dapat membuat masyarakat yg sejahtera dan aman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar